Review Film ::: LAN YU

Cinta. Sebenarnya apakah itu cinta? Atau lebih tepatnya, kenapa cinta? Tanyakan pada LAN YU.

Lan Yu Poster

Mahasiswa jurusan arsitek yang demi mendapatkan uang tambahan, rela ditiduri oleh seorang laki-laki matang dengan pekerjaannya yang sukses, Handong. Yang notabene seorang player kelas atas. Malahan bos satu ini memiliki bawahan yang mempunyai link untuk mencarikan “mangsa” baru agar bisa ditiduri. Bagaimanapun juga, namanya juga bos, haruslah yang brondong dan bersih.

Setelah menghabiskan malam pertamanya dengan Handong, Lan yu rupanya masih terkesan dengan pengalaman yang baru pertama kali dia lakukan. Dan hal itu membuat dirinya merasakan bahwa ada sesuatu antara dia dan Handong. Lan yu merasakan apa itu yang dinamakan cinta pertama. Sayangnya setelah kejadian malam itu, lan yu tidak bisa ketemuan lagi dengan Handong. Karena nomor telpon yang ditinggalkan Handong di saku bajunya lan yu hilang hancur saat dicuci. Dan beberapa bulan berselang, takdir menemukan mereka di musim dingin akhir tahun. Salju yang turun saat itu menjadi saksi pertemuan mereka. Awalnya sama-sama canggung. Namun pada akhirnya timbul rasa “ingin” melepas rindu satu sama lain. Tiada cara lain selain membawa Lan yu ke tempat tinggal Handong. Dan romansa itu semakin merekah. Mature-nya Handong dan Manja-nya Lan yu seakan-akan menjadikan mereka berdua seperti pasangan gay sejati. Lebih tepatnya dari cara pandang Lan yu. Karena keduanya sama-sama belum memutuskan hubungan macam apa yang akan selebihnya mereka jalani.

Berikutnya, handong memperlakukan Lan yu layaknya “istri” simpanan. Dia menaruh perhatian lebih pada kehidupan Lan yu. Segala macam kebutuhan Lan yu dipenuhinya. Mengantar jemput malah. Hanya saja, naluri Handong yang memang seorang player sejati tidak lepas dari kacamata belangnya. Suatu ketika, handong berusaha untuk menyadarkan Lan yu, bahwa hubungan yang sejatinya mereka jalani hanya bersifat sementara. Tidak untuk selamanya. Karena Handong berpikir, bahwa kehidupan berpasangan dalam lingkup gay tidaklah sempurna. Bukan sesuatu yang dibenarkan. Handong beranggapan, bahwa suatu saat pasti akan melewati apa yang dinamakan menikah dan punya keturunan. Pola pikir itulah yang sempat membuat Lan yu memutar rasa yang dimilikinya. Masih perlukah melewati sebuah proses saling mengenal satu sama lain?

Terlebih saat Handong membawa Lan yu untuk berkumpul bersama keluarganya. Secara, karena Handong adalah discreet SEJATI, tak ayal dia memperkenalkan Lan yu kepada semua anggota keluarganya sebagai ADIK SEORANG TEMAN (salah satu bentuk kejahatan kemanusiaan yang sangat tidak beradab). Lagipula, tidak mungkin Handong membuat alasan kalau Lan yu adalah teman kerja. Mengingat, Lan yu sepantaran dengan Weidong, adik laki-laki Handong yang juga kuliah. Dan bergulirlah konflik yang menggelayuti dua pasang insan manusia ini.

***

Pertama, saya ingin mengucapkan kata salut pada film ini. Karena di era-nya, tema homosexual jarang di ekspos,  Apalagi di blow up kedalam bentuk seluloid (ada pun gak banyak). Film ini pertama rilis sekitar tahun 2001 (di Hongkong). Dan rupa-rupanya mendapat respon positif dari banyak pihak. Film yang berlatar tahun 1988 ini ada yang bilang ceritanya mirip-mirip dengan film sejenis buatan eropa-amerika 20 puluh tahun yang lalu. Jadi klimaks yang disuguhkan tak jauh dari drama tragis yang bertolak dari apa yang dinamakan happy ending. Tetapi menilik dari tahun setting ceritanya, untuk ukuran tahun ’88, bisa dibilang tahun yang suram. Masa-masa dimana rasa ketakutan sebuah pengakuan atas identitas ke-gay-an seseorang harus benar-benar disimpan rapat-rapat. Sehingga tampak pada salah satu adegan dimana Handong yang berburu brondong, masih menebak-nebak, apakah brondong buruannya itu gay atau tidak. Dengan melakukan pendekatan terselubung. Misi mencoba celana dalam memang sangat kolot untuk dieksekusi saat ini, tetapi untuk tahun 88, sebuah trik yang cukup cerdik. Jangan lupa, kalau Handong adalah Binan bangkotan yang sudah malang melintang menikmati gaya hidup sebagai play-mater sejati. Cerita bergulir dan sangat klise. Drama yang dituturkan seakan-akan memang seperti itulah seorang gay menjalani kehidupan. Berpura-pura. Kebingungan atas desakan menjalani budaya yang disebut pernikahan. Bisa dibilang, handong adalah Heterosexual Imitation Model. Mengorbankan makhluk hidup yang bernama perempuan untuk menutupi identitas sejatinya demi sebuah kesetaraan pandangan atas cara pandang kaum heterosexual itu sendiri. Bisa jadi, untuk jaman itu, pintar saja tidak cukup untuk bisa memahami sebuah keragaman. Sebenarnya eksekusi yang didalangi Stanley Kwan lumayan ber”gaya”. Hanya saja cerita yang ditulis oleh Jimmy Ngai merujuk pada cara pandang (primitive culture) yang menghakimi homosexual sebagai golongan yang teraniaya hidupnya secara fisik, terlebih pikiran. Dan jauh dari kata bahagia (ever after). Kabarnya film ini ceritanya didapat dari sebuah novel di internet.

still photo

Terlepas dari semua itu, ada pesan yang menyentil dari film ini. Bahwa PENYESALAN ITU DATANGNYA SELALU BELAKANGAN…… dan setelah menikmati film ini, saya jadi berfikir, ternyata walau film ini menyebalkan, tetapi ujung-ujungnya inspiratif juga. Akting yang menawan dari seorang Jun Hu (Handong) dan Ye Liu (Lan Yu) menambah nilai plus tersendiri. Saya sendiri bahkan tidak menyangka bahwa seorang Jun Hu juga pernah membintangi di salah satu trilogi film legendaris Hongkong Infernal Affair. Melihat film ini, sempat membuat saya membanding-bandingkan dengan film-nya Wong Kar Wai, Happy Together.

So, walau filmnya memang tragis, saya menyarankan untuk menyempatkan menonton film ini. Setidaknya kita bisa tahu bagaimana bentuk/pola cara para homosexual mencari pasangan di Hongkong, China di era 80an. Heheheheeee……. mungkinkah, Lan Yu memberikan jawaban atas pertanyaan diatas tadi.???

rate: 3,6/5

~ by Imamie on February 6, 2011.

5 Responses to “Review Film ::: LAN YU”

  1. memang ceritanya keren banget saya suka cara anda mendeskripsikan cerita ini trims.

  2. saya suka sekali dengan cara anda yang mendeskripsikan tentang film ini, memang film ini sangat berkesan sekali. trimakasih

  3. Thank you kaiga….. di tunggu koment berikutnya yaaa…..

  4. Gw sudah lebih dari 5x nonton film ini, dan ngak pernah bosan ini salah satu drama gay paling bagus menurut ane. kemistri Han Dong & Lan yu bener2 dapat banget. kebetulan juga film ini mirip2 sama kisah gw, (yang beda cuma gw ini bukan gigolo kaya Lan Yu) putus nyambung putus nyambung. rasanya film ini cuma kurang 1 yaitu kurang lama durasi filmnya hahahahah. coba 3 jam kaya The Love of Siam pengen ngelihat Han Dong lebih lama lagi.
    anyway, ane lihat ada deleted scene yang kerennya ngak ketulungan bisa di cek dimari : https://www.youtube.com/watch?v=mgf8iLFOKHY
    harusnya scene macam itu ngak dihapus dari filmnya.

  5. Thanks Tedora!

Leave a reply to Imam Ocean Cancel reply